Selasa, 11 Jun 2013

Lelaki itu Menangis

Air mata itu umpama-
Petanda deras air hujan akan menimpa bumi 

" Hati aku amat tersentuh kedalam jiwa  bila melihat seseorang lelaki menangis , inginku kesatkan air mata itu . . tapi diri masih kaku disini " . .biarlah ia mengalir sebagai tanda kepuasan hidup nikmat syukur padaNYa

Lelaki pertama dalam hidup aku--
Ayah
Ayah
Ayah

Lelaki pertama aku melihat menitiskan air mata
Kata-katanya penuh jujur
Air matanya melihatkan bertapa kuatnya dirinya
tidak sedikit aku melihat kelemahannya


 Sebenarnya tulisan ini sudah lama tersimpan di draft, kira-kira hampir 2 tahun yang lalu, ketika aku membaca kisah Umar bin Abdul Azis yang membuat air mata berlinang..


1. Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wasallam


“Di suatu malam Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Aisyah…, biarkanlah aku beribadah kepada Robku malam ini” Aku berkata, “Demi Allah, sungguh aku sangat suka berdekatan denganmu, (akan tetapi) aku suka apa-apa yang membuatmu senang” Maka Nabipun berdiri dan bersuci lalu beliau solat. Maka beliau terus menangis hingga tangisan beliau membasahi pangkuan beliau (*tatkala duduk)…, kemudian beliau terus menangis hingga membasahi janggut beliau.., kemudian beliau terus menangis hingga membasahi lantai. Lalu datang Bilal mengumandangkan adzan sholat subuh. Tatkala Bilal melihat Nabi menangis maka Bilalpun berkata, 

“Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis?, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?”. Nabi berkata, “Tidakkah aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?, sungguh telah turun kepadaku malam ini sebuah ayat, celaka orang yang membacanya dan tidak merenungkannya”

Abdullah bin Asy-Syikkhiir radhiallahu ‘anhu berkata

“Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengimami kami dan di dada beliau ada suara sebagaimana suara air yang sedang mendidih karena tangisan” (HR Abu Dawud no 904, At-Thirmidzi di Syamaail no 321, dan An-Nasaai no 1214. Ibnu Hajar menyatakan bahwa isnadnya kuat (Fathul Baari 2/206) dan dishahihkan oleh Al-Albani


2. Abu Bakar As Shiddiq Radiyallahuanhu


Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. 
Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: 

‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’


Wafatnya Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam, Abu Bakar radiyallahuanhu beerkata kemada ‘Umar : 

“Mari kita berkunjung ke rumah Ummu Aiman seperti dahulu Rasulullah Sallallahu’alayhi wasallam mengunjunginya.” Sesampainya mereka disana, Ummu Aiman radiyallahu’anha menangis. Abu Bakar dan Umar betanya : “Apa gerangan yang membuatmu menangis?  Sungguh, apa yang didapat Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam di sisi Allah ‘azza wajalla lebih baik bagi beliau.” Ummu Aiman berkata: “Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa apa yang didapat Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam di sisi Allah  lebih baik bagi beliau. Tetapi, aku menangis karena wahyu dari langit berhenti turun (seiring dengan wafatnya Nabi sallallahu’alayhi wasallam). “Ummu Aiman menggugah hati dua Sahabat ini hingga terharu, sampai mereka menangis bersamanya. (Shahih Muslim, Kitab “Fadhaa-ilush Shahaabah – dinukil dari buku “Inilah Faktanya karya Dr. ‘Utsman bin Muhammad al-Khamis hal 40)  

Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumahku (*yaitu tatkala sakit yang menyebabkan beliau meninggal), ia berkata : “Perintahlah Abu Bakar agar menjadi imam sholat orang-orang”

Maka Aisyah berkata,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang lembut, jika ia membaca AL-Qur’an maka ia tidak bisa menahan air matanya. Kalau seandainya engku memerintahkan selain Abu Bakar untuk menjadi imam….” (HR Al-Bukhari no 664 dan Muslim no 417).


3. Umar bin Al-Khottoob Radiyallahuanhu


“Umar bin Al-Khottoob mengimami kami sholat subuh, lalu ia membaca surat Yusuf hingga akhirnya sampai pada ayat 

 “Dan kedua mata Ya’qub menjadi putih karena Kesedihan dan Dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)” (QS Yusuf : 84), maka Umarpun menangis hingga tidak mampu melanjutkan bacaannya lalu iapun ruku” (Syarah Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu Batthool 10/281)

Abdullah bin Syaddaad berkata: 

“Aku mendengar isakan tangisan Umar, padahal aku berada di saf yang paling terakhir, Umar membaca ayat: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)” (Atsar ini mu’alaaq disebutkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya 1/144 sebelum hadits no 716 pada bab إِذَا بَكَى الإِمَامُ فِي الصَّلاَةِ “Jika Imam menangis dalam sholat”, Dan Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam fathul bari 2/206 bahwasanya atsar ini telah disambung oleh Sa’iid bin Manshuur, dan sholat Umar tersebut adalah sholat subuh)

“Umar bin Al-Khottoob pernah membaca firman Allah “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat menolaknya” (QS At-Thuur :7-8), maka beliaupun sesak nafas hingga akhirnya beliau dibesuk karenanya selama 20 hari” (Diriwayatkan oleh Ibnu Katsiir dengan sanadnya di Tafsirnya, pada tafsir ayat ini)

Melihat Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam, Abu Bakar dan Umar radiyallahuanhuma menangis….layakkah aku menangis selain apa yang beliau tangiskan? terkadang pertanyaan tersebut terbesit di benak, ketika kita menangis akan hal-hal yang menangis akan dunia yang terluput dari kita. Lantas layakkah kita mengatakan bahwa mereka laki-laki yang lemah karena telah menangis..padahal karena keutamaan mereka lah yang membuat gunung Uhud bergetar

Dari Anas bin Malik radiyallahuanhu, ia menuuturkan bahwasanya Nabi sallallahu’alayhi wasallam, Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman naik ke atas gunung Uhud. Tiba-tiba, tanah gunung Uhud itu bergetar, Kemudian, Nabi sallallahu’alayhi wasallam berkata : 

“Tenanglah, hai Uhud! Sesungguhnya di atasmu ada seorangNabi, seorang Shiddiq dan dua orang syahid.” (Muttafaq ‘alaih : shahih Bukhari no. 3666)



4. Umar bin Abdul Azis

Diriwayatkan dari Abdus-Salam, mantan budak Maslamah bin Abdul Malik, dia berkata: “ Umar bin Abdul Aziz pernah menangis, melihat ia menangis, istrinya dan semua anggota keluarganya pun ikut menangis, padahal mereka tidak tahu persis apa pasalnya mereka ikut-ikutan menangis”.
Setelah suasana reda, Fathimah, istrinya bertanya: 

“Demi ayahku sebagai jaminan, wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat engkau menangis? “. Umar bin Abdul aziz menjawab,

 “ Wahai fathimah, aku ingat akan persimpangan jalan manusia takkala berada di hadapan Allah, bagaimana sebagian diantara mereka berada di syurga dan sebagian lain berada di neraka”.


Dari Mughirah bin Hakim, telah berkata Fatimah putri Umar bin Abdul Aziz bahwasanya dia lebih banyak shalat dan berpuasa daripada manusia pada waktu itu. 

“Saya tidak pernah melihat seseorang yang takut kepada Rabbnya selain dari Umar bin Abdul Aziz. Adalah beliau bila shalat Isya’ beliau duduk di dalam masjid kemudian beliau mengangkat kedua tangannya lalu beliau menangis terus-menerus sehingga kedua matanya bengkak, lalu beliau masih meneruskan doanya seraya menengadahkan tangannya dan menangis sampai bercucuran air matanya. Yang seperti itu dia lakukan terus menerus setiap malamnya lantaran takutnya kepada Allah.”


Dan tangisanpun tak berhenti disini………………………………