Air mata itu umpama-
Petanda deras air hujan akan menimpa bumi
" Hati aku amat tersentuh kedalam jiwa bila melihat seseorang lelaki menangis , inginku kesatkan air mata itu . . tapi diri masih kaku disini " . .biarlah ia mengalir sebagai tanda kepuasan hidup nikmat syukur padaNYa
Lelaki pertama dalam hidup aku--
Ayah
Ayah
Ayah
Lelaki pertama aku melihat menitiskan air mata
Kata-katanya penuh jujur
Air matanya melihatkan bertapa kuatnya dirinya
tidak sedikit aku melihat kelemahannya
Sebenarnya tulisan ini sudah lama tersimpan
di draft, kira-kira hampir 2 tahun yang lalu, ketika aku membaca
kisah Umar bin Abdul Azis yang membuat air mata berlinang..
1. Rasulullah Sallallahu ‘Alayhi Wasallam
“Di suatu malam Rasulullah berkata kepadaku, “Wahai Aisyah…, biarkanlah aku beribadah kepada Robku malam ini” Aku berkata, “Demi Allah, sungguh aku sangat suka berdekatan denganmu, (akan tetapi) aku suka apa-apa yang membuatmu senang”
Maka Nabipun berdiri dan bersuci lalu beliau solat. Maka beliau terus
menangis hingga tangisan beliau membasahi pangkuan beliau (*tatkala
duduk)…, kemudian beliau terus menangis hingga membasahi janggut
beliau.., kemudian beliau terus menangis hingga membasahi lantai. Lalu
datang Bilal mengumandangkan adzan sholat subuh. Tatkala Bilal melihat
Nabi menangis maka Bilalpun berkata,
“Wahai Rasulullah, kenapa engkau menangis?, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu maupun yang akan datang?”. Nabi berkata, “Tidakkah
aku tidak menjadi hamba yang bersyukur?, sungguh telah turun kepadaku
malam ini sebuah ayat, celaka orang yang membacanya dan tidak
merenungkannya”
Abdullah bin Asy-Syikkhiir radhiallahu ‘anhu berkata
“Aku melihat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengimami kami dan di dada beliau ada suara
sebagaimana suara air yang sedang mendidih karena tangisan” (HR Abu
Dawud no 904, At-Thirmidzi di Syamaail no 321, dan An-Nasaai no 1214.
Ibnu Hajar menyatakan bahwa isnadnya kuat (Fathul Baari 2/206) dan
dishahihkan oleh Al-Albani
2. Abu Bakar As Shiddiq Radiyallahuanhu
Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam berkhutbah kepada manusia, beliau berkata:
‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang
ada di dalamnya. Namun hamba tersebut hanya dapat memilih apa yang Allah
tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan
beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan.
Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam lah orangnya, dan Abu
Bakar lebih paham dari kami.
Lalu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda:
‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam
kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja
aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah
aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan
kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid
selain pintu Abu Bakar saja’”
Wafatnya Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam, Abu Bakar radiyallahuanhu beerkata kemada ‘Umar :
“Mari
kita berkunjung ke rumah Ummu Aiman seperti dahulu Rasulullah
Sallallahu’alayhi wasallam mengunjunginya.” Sesampainya mereka disana,
Ummu Aiman radiyallahu’anha menangis. Abu Bakar dan Umar betanya : “Apa
gerangan yang membuatmu menangis? Sungguh, apa yang didapat Rasulullah
sallallahu’alayhi wasallam di sisi Allah ‘azza wajalla lebih baik bagi
beliau.” Ummu Aiman berkata: “Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa
apa yang didapat Rasulullah sallallahu’alayhi wasallam di sisi Allah
lebih baik bagi beliau. Tetapi, aku menangis karena wahyu dari langit
berhenti turun (seiring dengan wafatnya Nabi sallallahu’alayhi
wasallam). “Ummu Aiman menggugah hati dua Sahabat ini hingga terharu,
sampai mereka menangis bersamanya. (Shahih Muslim, Kitab
“Fadhaa-ilush Shahaabah – dinukil dari buku “Inilah Faktanya karya Dr.
‘Utsman bin Muhammad al-Khamis hal 40)
Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam masuk ke rumahku (*yaitu tatkala sakit yang menyebabkan beliau
meninggal), ia berkata : “Perintahlah Abu Bakar agar menjadi imam sholat orang-orang”
Maka Aisyah berkata,
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu
Bakar adalah seorang yang lembut, jika ia membaca AL-Qur’an maka ia
tidak bisa menahan air matanya. Kalau seandainya engku memerintahkan
selain Abu Bakar untuk menjadi imam….” (HR Al-Bukhari no 664 dan Muslim no 417).
3. Umar bin Al-Khottoob Radiyallahuanhu
“Umar bin Al-Khottoob mengimami kami sholat subuh, lalu ia membaca surat Yusuf hingga akhirnya sampai pada ayat
“Dan kedua mata Ya’qub menjadi putih karena Kesedihan dan Dia adalah
seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)” (QS Yusuf : 84),
maka Umarpun menangis hingga tidak mampu melanjutkan bacaannya lalu
iapun ruku” (Syarah Shahih Al-Bukhaari karya Ibnu Batthool 10/281)
Abdullah bin Syaddaad berkata:
“Aku
mendengar isakan tangisan Umar, padahal aku berada di saf yang paling
terakhir, Umar membaca ayat: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku
mengadukan kesusahan dan kesedihanku” (QS Yusuf : 86)” (Atsar ini
mu’alaaq disebutkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya 1/144 sebelum hadits
no 716 pada bab إِذَا بَكَى الإِمَامُ فِي الصَّلاَةِ “Jika Imam
menangis dalam sholat”, Dan Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam fathul
bari 2/206 bahwasanya atsar ini telah disambung oleh Sa’iid bin
Manshuur, dan sholat Umar tersebut adalah sholat subuh)
“Umar bin Al-Khottoob pernah membaca
firman Allah “Sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak seorangpun
yang dapat menolaknya” (QS At-Thuur :7-8), maka beliaupun sesak nafas
hingga akhirnya beliau dibesuk karenanya selama 20 hari” (Diriwayatkan
oleh Ibnu Katsiir dengan sanadnya di Tafsirnya, pada tafsir ayat ini)
–
Melihat Rasulullah sallallahu’alayhi
wasallam, Abu Bakar dan Umar radiyallahuanhuma menangis….layakkah aku
menangis selain apa yang beliau tangiskan? terkadang pertanyaan tersebut
terbesit di benak, ketika kita menangis akan hal-hal yang
menangis akan dunia yang terluput dari kita. Lantas layakkah kita
mengatakan bahwa mereka laki-laki yang lemah karena telah
menangis..padahal karena keutamaan mereka lah yang membuat gunung Uhud
bergetar
Dari Anas bin Malik radiyallahuanhu, ia
menuuturkan bahwasanya Nabi sallallahu’alayhi wasallam, Abu Bakar, ‘Umar
dan ‘Utsman naik ke atas gunung Uhud. Tiba-tiba, tanah gunung Uhud itu
bergetar, Kemudian, Nabi sallallahu’alayhi wasallam berkata :
“Tenanglah, hai Uhud! Sesungguhnya di atasmu ada seorangNabi, seorang Shiddiq dan dua orang syahid.” (Muttafaq ‘alaih : shahih Bukhari no. 3666)
4. Umar bin Abdul Azis
Diriwayatkan dari Abdus-Salam, mantan
budak Maslamah bin Abdul Malik, dia berkata: “ Umar bin Abdul Aziz
pernah menangis, melihat ia menangis, istrinya dan semua anggota
keluarganya pun ikut menangis, padahal mereka tidak tahu persis apa
pasalnya mereka ikut-ikutan menangis”.
Setelah suasana reda, Fathimah, istrinya
bertanya:
“Demi ayahku sebagai jaminan, wahai Amirul Mukminin, apa yang
membuat engkau menangis? “. Umar bin Abdul aziz menjawab,
“ Wahai
fathimah, aku ingat akan persimpangan jalan manusia takkala berada di
hadapan Allah, bagaimana sebagian diantara mereka berada di syurga dan
sebagian lain berada di neraka”.
Dari Mughirah bin Hakim, telah berkata
Fatimah putri Umar bin Abdul Aziz bahwasanya dia lebih banyak shalat dan
berpuasa daripada manusia pada waktu itu.
“Saya tidak pernah
melihat seseorang yang takut kepada Rabbnya selain dari Umar bin Abdul
Aziz. Adalah beliau bila shalat Isya’ beliau duduk di dalam masjid
kemudian beliau mengangkat kedua tangannya lalu beliau menangis
terus-menerus sehingga kedua matanya bengkak, lalu beliau masih
meneruskan doanya seraya menengadahkan tangannya dan menangis sampai
bercucuran air matanya. Yang seperti itu dia lakukan terus menerus
setiap malamnya lantaran takutnya kepada Allah.”
Dan tangisanpun tak berhenti disini………………………………